Warta Indonesia Online

Tajam – Akurat – Terpercaya

Mengenal Bekam, Terapi Tradisional yang Digemari Para Atlet Olimpiade

Mengenal Bekam, Terapi Tradisional yang Digemari Para Atlet OlimpiadeJakarta, Terapi bekam kembali menjadi perhatian saat perenang Amerika Serikat, Michael Phelps, berlaga di olimpiade Rio 2016 dengan lingkaran di punggungnya. Diyakini adalah bekas terapi tradisional yang legendaris tersebut.

Phelps bukan satu-satunya atlet olimpiade yang memanfaatkan bekam. Diberitakan oleh detikSport, pada 2008 seorang perenang China Wang Qun juga kedapatan memiliki lingkaran bekas dibekam pada punggungnya.

Di Asia, bekam atau dikenal juga dengan istilah cupping telah dipraktikkan sejak lama. Dikutip dari CNN, sebuah studi di jurnal PLOS One menyebut terapi ini telah dipraktikkan di China sejak 2.000 tahun yang lalu.

Berdasarkan tekniknya, bekam dibedakan menjadi 2 jenis yakni bekam basah dan bekam kering. Bekam basah melibatkan sayatan tipis di permukaan kulit, yang akan membuat darah pekat keluar akibat tekanan pada cup (ada yang menyebutnya kop). Para peraktisi dan terapis bekam menyebutnya darah kotor.

Sementara itu, bekam kering dilakukan tanpa sayatan. Cup diletakkan begitu saja di atas kulit, lalu disedot agar tekanannya negatif sehingga permukaan kulit yang tertutup cup seperti tertarik. Bekam basah maupun kering sama-sama meninggalkan bekas lingkaran ungu kehitaman.

Berbagai penelitian ilmiah telah dilakukan untuk mengungkap manfaat bekam yang sesungguhnya. Sebuah penelitian tahun 2011 menyebut pemberian terapi bekam selama 2 pekan memberikan efek positif pada nyeri leher kronis, dibandingkan pada pasien yang tidak mendapat terapi apapun.

Namun penelitian tersebut tidak lepas dari kritik. Pertama, jumlah pasien yang dilibatkan hanya sekitar 50 orang sehingga dianggap kurang mewakili populasi. Dan yang terpenting, para ilmuwan sulit mengidentifikasi adanya efek plasebo, yakni efek yang muncul akibat persepsi pasien dan bukan efek yang terjadi secara fisiologis.

Pada penelitian obat, efek plasebo diidentifikasi dengan memberikan plasebo atau obat kosong yang tidak mengandung zat aktif. Teknik semacam ini tidak bisa dilakukan pada bekam karena bekam yang benar mudah dikenali dari lingkaran yang membekas di permukaan kulit.

Tahun 2015, sebuah ‘blind study’ dilakukan dengan bekam palsu sebagai pembanding. Pada bekam palsu, ujung cup diberi lubang sehingga tidak cukup kuat untuk menyedot kulit. Pada penelitian yang ditujukan untuk mengamati efek bekam pada fibromyalgia tersebut, disebutkan bahwa pasien masih bisa membedakan apakah bekam yang dijalaninya asli atau pura-pura.

(up/ajg – detik)

Leave a comment

Information

This entry was posted on 9 August 2016 by in GAYA HIDUP, Health, Khazanah and tagged , .
Follow Warta Indonesia Online on WordPress.com

  • 56,866 Pengunjung